GTK, Jakarta – Hak memperoleh pendidikan merupakan hak mendasar bagi warga negara Indonesia. Dalam hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berupaya untuk menghadirkan pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Ketika kita berbicara Merdeka Belajar, ada 3 area penting yang menjadi concern kita,” kata Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan, Praptono pada Seminar Virtual Nasional Pekan Untuk Sahabat Karakter (PUSAKA), Kamis (10/12/2020).
3 area tersebut adalah “Sekolahkan Anak Indonesia”, “Dorong Pembelajaran Siswa”, dan “Tidak Ada Anak yang Tertinggal”.
“Yang pertama, kita ingin dengan Merdeka Belajar ini persoalan peningkatan capaian partisipasi siswa itu bisa optimal. Angka partisipasi murni untuk anak-anak pendidikan dasar, sekarang kan baru di angka 95%. Ini sudah berada dalam genggaman Kemdikbud sejak 20 tahun yang lalu dan sulit sekali untuk bisa dicapai menjadi 100%,” tutur Praptono.
“Persoalannya ada dimana? Ini ada pada bagaimana kita bisa menjangkau anak-anak yang punya hambatan khusus, kemudian anak-anak yang berada di daerah marginal, sehingga kita harus bisa memperluas akses layanan kita,” imbuhnya.
Terkait pembelajaran siswa, Kemendikbud terus berupaya meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik, terutama di ranah literasi, numerasi, dan pendidikan karakter.
“Yang ketiga adalah memangkas kesenjangan antara layanan pendidikan. Ini terkait disparitas mutu, antara sekolah-sekolah di Jawa dan luar Jawa, di daerah urban, daerah perkotaan, daerah sulit geografis, dan lain sebagainya. Inilah 3 ruang besar yang menjadi fokus pelaksanaan Merdeka Belajar,” ungkap Direktur P3GTK, Praptono.




