Jakarta, 27 Mei 2025 - Suasana penuh kehangatan tercipta dalam Malam Tasyakuran Hari Pendidikan Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Jakarta (26/5). Di hadapan ratusan insan pendidikan dari berbagai daerah, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, tampil bukan sekadar sebagai pimpinan, tetapi sebagai pribadi yang hadir sepenuh hati, menyapa para penerima penghargaan dengan penuh ketulusan.
Sepanjang bulan Mei, semarak Hari Pendidikan Nasional telah berlangsung di berbagai daerah. Peringatan ini menjadi momentum untuk mengajak semua kalangan berpartisipasi mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua. “Alhamdulillah apa yang kami lakukan mendapatkan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran insan-insan pendidikan yang selama ini telah bekerja sama dengan sangat luar biasa. Kita bisa bekerja dengan tetap gembira dan penuh sukacita karena dukungan dari semuanya,” ucap Menteri Abdul Mu’ti dalam sambutannya di Jakarta, (26/5).
Menteri Mu`ti mengucap syukur karena selama ini telah banyak program dan capaian yang dilakukannya Kemendikdasmen bersama seluruh ekosistem pendidikan. Apresiasi Pencapaian Seumur Hidup (Lifetime Achievement) diberikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1993-1998, Wardiman Djojonegoro. “Secara khusus (apresiasi) kepada senior saya Profesor Wardiman Djojonegoro yang bulan depan akan berusia 91 tahun, sangat luar biasa (dedikasi) yang telah diberikan untuk kami di Kementerian Pendidikan Dasar Dan Menengah,” tuturnya.
Di temui di sela-sela acara, Wardiman menuturkan bahwa malam tasyakuran hari pendidikan nasional ini adalah salah satu upaya untuk menumbuhkan semangat dengan memberikan penghargaan kepada insan-insan pendidikan. ”Apresiasi yang diberikan seperti ini untuk menghargai usaha seseorang untuk memperbaiki diri supaya kualitas pendidikan di Indonesia semakin bertambah baik dengan segala tantangannya,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa dengan tantangan geografis Indonesia yang sangat luas, tidak mudah memberikan layanan pendidikan. ”Tidak semua daerah memiliki akses pendidikan, kemudian masih banyak anak-anak putus sekolah, maka tantangan seperti ini dapat dicapai dengan partisipasi semesta wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua sesuai dengan semangat Hari Pendidikan Nasional.”
Selain itu, momen paling mengharukan adalah saat dua anak penyandang disabilitas menyanyikan lagu “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”, yang kemudian disusul dengan penampilan energik Saykoji bersama anak-anak dari PAUD KM 0. Menteri Mu’ti dan juga para peserta lainnya terlihat menikmati penampilan, menyatu dalam suasana sukacita.
Penghargaan malam itu ditujukan kepada sosok-sosok inspiratif yaitu guru yang mengabdi di pelosok, siswa berprestasi, jurnalis yang konsisten mengangkat isu pendidikan, pemerintah daerah yang berani membuat gebrakan kebijakan serta pihak swasta yang melakukan inovasi di bidang pendidikan.
Selain memberi sambutan, Menteri Mu’ti juga aktif berinteraksi dengan anak-anak. Ia mengajukan pertanyaan kepada mereka. “Siapa nama Menteri Pendidikan tahun 1993–1998?” tanya Menteri Mu’ti. Sontak saja nama Wardiman Djojonegoro disebut dan langsung diundang naik ke panggung. Dalam kesempatan yang sama, Menteri Mu’ti juga menyerahkan penghargaan Pengabdian Sepanjang Hayat kepada Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menjadi simbol keteladanan lintas jaman.
Malam apresiasi semakin semarak saat ia menyerahkan hadiah dan penghargaan kepada anak-anak pemenang lomba yang menumbuhkan semangat melakukan gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. “Hadiah yang kami berikan ini tidak sebanding nilainya dengan apa yang sudah kalian lakukan. Kiranya kalian bisa menerima dengan senang hati”, ujarnya penuh haru.
Suasana menjadi akrab dan cair saat beliau memberikan selamat satu per satu kepada mereka sambil berbincang-bincang. Mereka mengerumuni Menteri Mu’ti, meminta foto bersama yang disambut hangat olehnya.
Sebagai penutup, Komunitas Musisi Jalanan tampil berkolaborasi dengan anak-anak, menciptakan harmoni yang merangkul semua kalangan. Malam Tasyakuran Hari Pendidikan Nasional 2025 ini menjadi pengingat, bahwa pendidikan bukan hanya tentang kurikulum, melainkan tentang rasa dan penghargaan tulus dari hati. Di sinilah wajah pendidikan Indonesia terpancar hangat, inklusif, dan penuh cinta.